10.24.2010

Minyak Atsiri

Minyak Atsiri Daun dan Ranting Nilam

Minyak atsiri bukanlah sesuatu yang aneh di telinga masyarakat Indonesia, karena ada beberapa jenis minyak atsiri yang cukup diperlukan oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari, misalnya jahe yang digunakan sebagai bumbu masak oleh para ibu rumah tangga.

Indonesia memegang peranan penting dalam perdagangan minyak atsiri dunia karena sekitar 57 % atau 40 dari jenis minyak asiri yang diperdagangkan dihasilkan di Indonesia, mengingat tanaman yang menghasilkannya dapat dibudidayakan dengan baik di Indonesia.

Nilam merupakan salah satu dari 150 - 200 spesies tanaman penghasil minyak atsiri. Tanaman nilam punya julukan Pogostemon patchouli atau Pogostemon cablin Benth, alias Pogostemon mentha. Aslinya dari Filipina, tapi sudah dikembangkan juga di Malaysia, Madagaskar, Paraguay, Brasil, dan Indonesia. Karena banyak ditanam di Aceh, maka mendapat julukan juga nilam Aceh. Varietas ini banyak dibudidayakan secara komersial (Amin, 2006).

Pengambilan minyak atsiri dari daun dan ranting nilam ini menggunakan proses distilasi uap. Pengambilan ini dilakukan dengan tiga proses yaitu proses awal, proses penyulingan, dan proses pasca penyulingan.

Proses awal adalah penanaman dan pengeringan Nilam. Penanaman dengan jarak tanam 50 x 100 cm. Varietas nilam yang digunakan adalah nilam Aceh. Pemanenan dilakukan pada umur 6 dan 12 bulan setelah tanam. Berikutnya, daun dan ranting nilam dikeringkan, kemudian disuling.

Proses penyulingan dilakukan dengan seperangkat alat suling skala laboratorium, kapasitas 2 kg bahan kering. Terlebih dahulu daun nilam kering dipisahkan dari ranting-ranting kering. Penyulingan dilakukan untuk daun dan ranting secara terpisah. Cara penyulingan adalah dengan air yaitu bahan daun nilam direbus dengan air di dalam ketel penyulingan. Menyalakan pemanas dengan nyala konstan. Uap air yang terbentuk akan mengandung minyak nilam. Uap tersebut kemudian dialirkan melalui sebuah pipa yang berhubungan dengan kondensor (pendingin), sehingga uap akan berubah menjadi air kembali. Proses pasca penyulingan adalah proses pemisahan. Air dan minyak dipisahkan di bak pemisah.

Setelah melalui proses destilasi selama 1-2 jam, diperoleh rendemen minyak nilam sebesar 18-20% untuk daun, sedangkan ranting hanya 7-10%. Rendemen tersebut selanjutnya dibawa ke Laboratorium Analisis Kimia untuk dianalisis kualitas minyaknya termasuk juga kandungan patchouli alkohol (PA).

Ayu Nala El Muna Hs.

08630024

Prodi Kimia

Fakultas Saintek

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Mata Kuliah : Kimia Pemisahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar